CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Rabu, 23 Januari 2013



CV.ABC  adalah perusahaan swasta yang bergerak di bidang perbenihan. Khususnya adalah benih-benih tanaman hortikultura. Terletak di kabupaten sleman, tepatnya beralamatkan di  Sleman Jogjakarta.

            Produk yang dihasilkan berupa benih hortikultura, antara lain :
  1.  Cabai
  2.  Bun cis
  3. Kacang Panjang
  4. Oyong
  5. Ketimun
  6. Paria
  7. Terong
  8. Jagung manis
  9. Bayam
  10. Sawi
  11. Papaya

Dari berbagai komoditas di atas memiliki beberapa varietas yang berbeda contohnya  timun ada jenis timun lalap, timun rujak, baby. Paria, Cabai ada jenis cabai tegak , cabai merunduk , Buncis,. Kemudian jagung ada jagung manis. Kacang panjang,sawi dan pepaya.
Saat ini,tempat produksi dan riset CV. ABC masih terletak di lokasi yang berbeda. Kantor dan lahan riset terletak di Desa pedak. Sedang lahan produksinya antara lain terletak di Boyolali, Bantul, Magelang,dan Jember. Kegiatan yang dilakukan di tempat riset antara lain adalah melakukan penelitian dan pengembangan terhadap varietas-varietas tanaman hortikultura. CV.ABC selain melakukan pengembangan terhadap varietas-varietas yang telah dirilis, juga melakukan pembaharuan varietas yang dibutuhkan oleh para petani.
Untuk menjaga kualitas produk yang dipasarkan, maka CV. ABC melakukan penanganan mutu. Pangan mutu yang dilakukan antara lain adalah dengan melakukan uji daya kecambah, melakukan treatment terhadap benih yang akan dipasarkan.
UJI DAYA KECAMBAH
 Sebelum benih bisa dikomersilkan,benih wajib diuji prosentasi kecambahnya. Biasanya benih yang datang dari petani sudah dalam keadaan bersih dan kering. Benih yang baru datang tersebut langsung diuji daya kecambahnya. Ketentuan pemerintah untuk daya kecambah benih unggul adalah 85%. Ada beberapa cara / metode yang digunakan pada metode pengujian untuk mengetahui daya kecambah benih, yaitu
A.      Metode pengujian di atas kertas
B.      Meode pengujian di atas pasir
C.      Metode pengujian di antara kertas
Setiap metode pengujian  mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Biasanya prosentase kecambah benih  yang dikecambahkan di atas kertas dan pengujian di antara kertas, prosentase benih yang berkecambah lebih besar dibanding jika benih diujikan di atas pasir. Akan tetapi karena kondisi lingkungan yang sangat terjaga,metode pengujian di atas maupun di antara kertas kurang mewakili dari kondisi prosentase kecambah di lahan. Sedang pengujian di atas pasir mempunyai kelebihan lebih mewakili keadaan kecambah di lahan.
Untuk melakukan uji kecambah,benih terlebih dahulu harus kering simpan, baru kemudian dapat diuji.  Setiap benih mempunyai toleransi kecambah yang berbeda-beda. Misal untuk kacang-kacangan toleransinya satu minggu. Jika setelah satu minggu benih yang berkecambah tidak mencapai 85%, maka benih tersebut tidak dapat dikomersilkan dan harus dilakukan treatment hingga benih dapat mencapai kecambah 85%.
Treatment yang dilakukan pada benih antara lain adalah penjemuran, dengan fungisida dan fumigasi. Untuk mengetahui kestabilan daya kecambah, maka dilakukan pengujian daya kecambah setiap 2-3 bulan sekali.
Penjemuran pada benih komersil dilakukan untuk mengurangi kadar air pada benih, sehingga benih dalam keadaan kering simpan. Perlakuan dengan memberikan larutan fungisida pada benih adalah untuk mencegah tumbuhnya jamur pada benih. Untuk melakukan treatment ini maka sebelumnya benih dikeringkan sekitar 80% dari kadar kekeringan yang diinginkan,baru setelah dilakukan treatment benih dikeringkan 100%. Fumigasi pada intinya adalah menambahkan serbuk insektisida pada benih. Cara kerja serbuk ini adalah dengan menyublim, berupa racun kontak yang menyerang sistem pernafasan insek. Tujuan dilakukannya fumigasi adalah membunuh telur dan imago yang ikut terbawa benih.
kemurnian
Benih yang dikomersilkan mempunyai kemurnian minimal 90%, agar benih mempunyai kemurnian yang tinggi, maka benih disortasi dan dipisahkan dari kotoran pembawa benih. Sortasi benih  bertujuan memisahkan fraksi benih murni/ benih yang dikehendaki, benih tanaman lain dan kotoran benih. Sortasi bisa dilakukan sebelum benih difumigasi dapat juga dilakukan setelah benih difumigasi. Tergantung pada kondisi benih saat itu. Jika benih dalm kondisi terserang hama, maka sortasi dilakukan setelah fumigasi. Namun jika kondisi benih baik-baik saja, sortasi dilakukan sebelum benih difumigasi.
RETURNING
Tidak menutup kemingkinan bahwa benih yang telah dikirimkan ke konsumen dikembalikan lagi ke perusahaan. Untuk itu perusahaan juga melakukan kontrol terhadap masalah ini. Hal pertama yang dilakukan adalah mengetahui terlebih dahulu apa permasalahan yang dialami konsumen sehingga benih dikembalikan lagi. Misal saja daya kecambah kurang. Maka langkah yang dilakukan adalah dengan melakukan uji  daya kecambah ulang. Jika ternyata daya kecambahnya kurang, maka perusahaan mengganti kerugian sebesar benih yang telah dibeli. Namun jika ternyata daya kecambah benih masih memenuhi kriteria minimal, maka menurunnya daya kecambah tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor, misal disebabkan oleh tempat yang kurang cocok untuk pertumbuhan benih.
Dalam setiap kegiatan produksi, tentunya menghasilkan limbah. Kebanyakan limbah yang dihasilkan dalam proses produksi benih adalah limbah organik. Karena produk yang diharapkan berupa benih, maka  kulit buah dan daging buah tidak dipakai. Sampah lain yang dihasilkan dalam proses produksi adalah botol-botol pestisida yang terbuat dari plastik dan juga kertas yang digunakan untuk kemasan benih.
            Limbah yang berupa kulit buah dan daging buah biasanya dibuang dalam lubang telah disiapkan, sehingga sampahnya tidak tercecer di mana-mana. Penanganan ini dilakukan dengan pertimbangan limbah riset tidak sebanyak limbah di lahan produksi, sehingga kulit buah yang tidak dipakai dibuang.Terkadang limbah kulit buah yang kering seperti kulit jagung dan kacang buncis diminta oleh karyawan untuk dijadikan sebagai bahan bakar. Begitu pula dengan daging buah (pepaya) yang tidak terpakai, perusahaan membarikan kebijakan untuk memberikannya kepada masyarakat sekitar.   Sampah- sampah non-organik seperti botol pestisida dan kertas biasanya dibakar. Atau terkadang dipakai kembali untuk takaran memupuk dengan konversi terlebih dahulu.
SASARAN PASAR DAN SISTEM PEMASARAN
Benih yang diproduksi dipasarkan untuk  wilayah lokal. Diantaranya adalah wilayah Bogor, jawa Barat, dan kalimantan. Sedang sistem pemasarannya dilakukan dengan cara pemesanan. Biasanya  konsumen memesan benih yang diinginkan dan jumlah yang diinginkan ke perusahaan baik datang langsung maupun lewat via elepon ataupun e-mail. Baru kemudian benih dapat dikirim sesuai jumlah dan varietas yang dipesan. benih yang dijual merupakan benih bermutu tinggi yang sudah di uji dan seleksi dengan baik. Biasanya jika ada yang memesan dalam jumlah besar CV. ABC meberikan garansi jika daya tumbuh benih tidak sesuai dengan keterangan yang tertera dalam kemasan.
POLA KERJA SAMA
CV.ABC tidak melakukan proses produksi benih secara sendirian, melainkan mempunyai kerja sama dengan petani di luar wilayah riset. Sedang proses pengemasan dan pemsarannya dilakukan di satu tempat, menjadi satu dengan kantor riset di desa pedak. Sistem yang dijalankan adalah keluar benih kembali benih, yaitu perusahaan memberikan benih kepada petani untuk ditanam dan diambil benihnya, kemudian perusahaan membeli benih kembali dengan harga kesepakatan dengan petani sebelum benih diserahkan kepada petani.
Selain itu perusahaan juga melakukan kepedulian terhadap masyarakat sekitar, diantaranya dengan merekrut warga sekitar untuk bekerja di perusahaan. Keberadaan cv.ABC  cukup membantu mengurangi pengangguran di desa Pedak. Beberapa ibu-ibu yang menganggur di rumah diminta untuk membantu merawat tanaman dan memebantu mengemas benih. Hal ini dapat dijadikan sebagai sarana pendidikan untuk masyarakat sekitar khususnya untuk budidaya tanaman. Walaupun skalanya masih dalam lingkup karyawan.
CV. ABC di samping mengutamakan ketrampilan/skill khususnya dalam budidaya tanaman dan persilangan tanaman juga mengutamakan soft skill. Kedisiplinan dan kejujuran dalam bekerja sangat dibutuhkan. Juga karyawan dididik untuk dapat bekerja sama dengan team. Saling menghargai dan saling pengertian adalah kunci sukses dalam  bekerja dalam team. Dalam bekeja juga harus tanggung jawab dengan apa yang ditugaskan masing-masing dari karyawan.