CV.ABC adalah perusahaan swasta yang bergerak di
bidang perbenihan. Khususnya adalah benih-benih tanaman hortikultura. Terletak
di kabupaten sleman, tepatnya beralamatkan di Sleman Jogjakarta.
Produk
yang dihasilkan berupa benih hortikultura, antara lain :
- Cabai
- Bun cis
- Kacang Panjang
- Oyong
- Ketimun
- Paria
- Terong
- Jagung manis
- Bayam
- Sawi
- Papaya
Dari berbagai komoditas di atas memiliki
beberapa varietas yang berbeda contohnya timun ada jenis timun lalap, timun rujak,
baby. Paria, Cabai ada jenis cabai tegak ,
cabai merunduk , Buncis,. Kemudian jagung ada
jagung manis. Kacang panjang,sawi dan pepaya.
Saat ini,tempat produksi dan riset CV. ABC masih terletak di lokasi
yang berbeda. Kantor dan lahan riset terletak di Desa pedak. Sedang lahan
produksinya antara lain terletak di Boyolali, Bantul, Magelang,dan Jember.
Kegiatan yang dilakukan di tempat riset antara lain adalah melakukan penelitian
dan pengembangan terhadap varietas-varietas tanaman hortikultura. CV.ABC selain melakukan pengembangan terhadap varietas-varietas yang
telah dirilis, juga melakukan pembaharuan varietas yang dibutuhkan oleh para
petani.
Untuk menjaga kualitas produk yang dipasarkan,
maka CV. ABC melakukan penanganan mutu. Pangan mutu yang
dilakukan antara lain adalah dengan melakukan uji daya kecambah, melakukan
treatment terhadap benih yang akan dipasarkan.
UJI DAYA KECAMBAH
Sebelum
benih bisa dikomersilkan,benih wajib diuji prosentasi kecambahnya. Biasanya
benih yang datang dari petani sudah dalam keadaan bersih dan kering. Benih yang
baru datang tersebut langsung diuji daya kecambahnya. Ketentuan pemerintah
untuk daya kecambah benih unggul adalah 85%. Ada beberapa cara / metode yang
digunakan pada metode pengujian untuk mengetahui daya kecambah benih, yaitu
A.
Metode
pengujian di atas kertas
B.
Meode
pengujian di atas pasir
C.
Metode
pengujian di antara kertas
Setiap metode pengujian mempunyai kelebihan dan kekurangan
masing-masing. Biasanya prosentase kecambah benih yang dikecambahkan di atas kertas dan
pengujian di antara kertas, prosentase benih yang berkecambah lebih besar
dibanding jika benih diujikan di atas pasir. Akan tetapi karena kondisi
lingkungan yang sangat terjaga,metode pengujian di atas maupun di antara kertas
kurang mewakili dari kondisi prosentase kecambah di lahan. Sedang pengujian di
atas pasir mempunyai kelebihan lebih mewakili keadaan kecambah di lahan.
Untuk melakukan uji kecambah,benih terlebih
dahulu harus kering simpan, baru kemudian dapat diuji. Setiap benih mempunyai toleransi kecambah
yang berbeda-beda. Misal untuk kacang-kacangan toleransinya satu minggu. Jika
setelah satu minggu benih yang berkecambah tidak mencapai 85%, maka benih
tersebut tidak dapat dikomersilkan dan harus dilakukan treatment hingga benih
dapat mencapai kecambah 85%.
Treatment yang dilakukan pada benih antara
lain adalah penjemuran, dengan fungisida dan fumigasi. Untuk mengetahui
kestabilan daya kecambah, maka dilakukan pengujian daya kecambah setiap 2-3
bulan sekali.
Penjemuran pada benih komersil dilakukan untuk
mengurangi kadar air pada benih, sehingga benih dalam keadaan kering simpan.
Perlakuan dengan memberikan larutan fungisida pada benih adalah untuk mencegah
tumbuhnya jamur pada benih. Untuk melakukan treatment ini maka sebelumnya benih
dikeringkan sekitar 80% dari kadar kekeringan yang diinginkan,baru setelah
dilakukan treatment benih dikeringkan 100%. Fumigasi pada intinya adalah
menambahkan serbuk insektisida pada benih. Cara kerja serbuk ini adalah dengan
menyublim, berupa racun kontak yang menyerang sistem pernafasan insek. Tujuan
dilakukannya fumigasi adalah membunuh telur dan imago yang ikut terbawa benih.
kemurnian
Benih yang dikomersilkan mempunyai kemurnian
minimal 90%, agar benih mempunyai kemurnian yang tinggi, maka benih disortasi
dan dipisahkan dari kotoran pembawa benih. Sortasi benih bertujuan memisahkan fraksi benih murni/ benih
yang dikehendaki, benih tanaman lain dan kotoran benih. Sortasi bisa dilakukan
sebelum benih difumigasi dapat juga dilakukan setelah benih difumigasi.
Tergantung pada kondisi benih saat itu. Jika benih dalm kondisi terserang hama,
maka sortasi dilakukan setelah fumigasi. Namun jika kondisi benih baik-baik
saja, sortasi dilakukan sebelum benih difumigasi.
RETURNING
Tidak menutup kemingkinan bahwa benih yang
telah dikirimkan ke konsumen dikembalikan lagi ke perusahaan. Untuk itu
perusahaan juga melakukan kontrol terhadap masalah ini. Hal pertama yang
dilakukan adalah mengetahui terlebih dahulu apa permasalahan yang dialami
konsumen sehingga benih dikembalikan lagi. Misal saja daya kecambah kurang.
Maka langkah yang dilakukan adalah dengan melakukan uji daya kecambah ulang. Jika ternyata daya
kecambahnya kurang, maka perusahaan mengganti kerugian sebesar benih yang telah
dibeli. Namun jika ternyata daya kecambah benih masih memenuhi kriteria
minimal, maka menurunnya daya kecambah tersebut dapat disebabkan oleh beberapa
faktor, misal disebabkan oleh tempat yang kurang cocok untuk pertumbuhan benih.
Dalam setiap kegiatan produksi, tentunya
menghasilkan limbah. Kebanyakan limbah yang dihasilkan dalam proses produksi
benih adalah limbah organik. Karena produk yang diharapkan berupa benih,
maka kulit buah dan daging buah tidak
dipakai. Sampah lain yang dihasilkan dalam proses produksi adalah botol-botol
pestisida yang terbuat dari plastik dan juga kertas yang digunakan untuk
kemasan benih.
Limbah
yang berupa kulit buah dan daging buah biasanya dibuang dalam lubang telah
disiapkan, sehingga sampahnya tidak tercecer di mana-mana. Penanganan ini
dilakukan dengan pertimbangan limbah riset tidak sebanyak limbah di lahan
produksi, sehingga kulit buah yang tidak dipakai dibuang.Terkadang limbah kulit
buah yang kering seperti kulit jagung dan kacang buncis diminta oleh karyawan
untuk dijadikan sebagai bahan bakar. Begitu pula dengan daging buah (pepaya)
yang tidak terpakai, perusahaan membarikan kebijakan untuk memberikannya kepada
masyarakat sekitar. Sampah- sampah non-organik seperti botol
pestisida dan kertas biasanya dibakar. Atau terkadang dipakai kembali untuk
takaran memupuk dengan konversi terlebih dahulu.
SASARAN PASAR DAN SISTEM PEMASARAN
Benih yang diproduksi dipasarkan untuk wilayah lokal. Diantaranya adalah wilayah
Bogor, jawa Barat, dan kalimantan. Sedang sistem pemasarannya dilakukan dengan
cara pemesanan. Biasanya konsumen
memesan benih yang diinginkan dan jumlah yang diinginkan ke perusahaan baik
datang langsung maupun lewat via elepon ataupun e-mail. Baru kemudian benih
dapat dikirim sesuai jumlah dan varietas yang dipesan. benih yang dijual
merupakan benih bermutu tinggi yang sudah di uji dan seleksi dengan baik. Biasanya
jika ada yang memesan dalam jumlah besar CV. ABC meberikan
garansi jika daya tumbuh benih tidak sesuai dengan keterangan yang tertera
dalam kemasan.
POLA KERJA SAMA
CV.ABC tidak melakukan proses produksi benih secara
sendirian, melainkan mempunyai kerja sama dengan petani di luar wilayah riset. Sedang
proses pengemasan dan pemsarannya dilakukan di satu tempat, menjadi satu dengan
kantor riset di desa pedak. Sistem yang dijalankan adalah keluar benih kembali
benih, yaitu perusahaan memberikan benih kepada petani untuk ditanam dan
diambil benihnya, kemudian perusahaan membeli benih kembali dengan harga
kesepakatan dengan petani sebelum benih diserahkan kepada petani.
Selain itu perusahaan juga melakukan
kepedulian terhadap masyarakat sekitar, diantaranya dengan merekrut warga
sekitar untuk bekerja di perusahaan. Keberadaan cv.ABC cukup
membantu mengurangi pengangguran di desa Pedak. Beberapa ibu-ibu yang
menganggur di rumah diminta untuk membantu merawat tanaman dan memebantu
mengemas benih. Hal ini dapat dijadikan sebagai sarana pendidikan untuk
masyarakat sekitar khususnya untuk budidaya tanaman. Walaupun skalanya masih
dalam lingkup karyawan.
CV. ABC di samping
mengutamakan ketrampilan/skill khususnya dalam budidaya tanaman dan persilangan
tanaman juga mengutamakan soft skill. Kedisiplinan dan kejujuran dalam bekerja
sangat dibutuhkan. Juga karyawan dididik untuk dapat bekerja sama dengan team.
Saling menghargai
dan saling pengertian adalah kunci sukses dalam
bekerja dalam team. Dalam bekeja juga harus tanggung jawab dengan apa
yang ditugaskan masing-masing dari karyawan.